Laman

Sabtu, 27 November 2010

ANALISIS JURNAL



Tema

Dampak Perdagangan Bebas Terhadap Pertanian Domestik

Judul

DAMPAK DARI LIBERALISASI PERDAGANGAN PERTANIAN INDONESIA-CHINA TERHADAP PRODUKSI DAN EKSPORPERTANIAN DI INDONESIA : SUATU PENELITIAN DENGAN PENDEKATAN STIMULASI

Pengarang

Tulus Tambunan
Fakultas Ekonomi
University of Trisakti

Tahun
2010, Januari



LATAR BELAKANG

Kesepakatan liberalisasi perdagangan untuk komoditas-komoditas pertanian antara China dan Indonesia atau ASEAN yang di kenal dengan sebutan Area Perdagangan Bebas (FTA) ASEAN-China pasti akan membawa sebuah dampak signifikan tidak hanya pada pertanian tetapi juga terhadap kemiskinan di Indonesia. Dampak tersebut bisa positif tetapi bisa juga negative, tergantung pada kondisi atau kesiapan sector pertanian menghadapi perubahan pasar akibat kebijakan liberalisasi tersebut.
Namun, karena sebagian besar penduduk miskin di Indonesia tinggal di pedesaan dan sebagian besar dari mereka bekerja langsung maupun tidak langsung di sector tersebut, maka jelas apabila kesepakatan ASEAN-China tersebut merugikan Indonesia dalam arti produk-produk pertanian Indonesia kalah bersaing dengan produk-produk serupa dari China atau Negara ASEAN lainnya, dampaknya terhadap peningkatan kemiskinan akan besar.

MASALAH
·         Apa dampak dari kesepakatan China dengan Indonesia di dalam kesepakatan China-AFTA tersebut terhadap produksi dan ekspor pertanian Indonesia.
·         Bagaimana daya saing pertanian Indonesia terhadap pertanian China


TUJUAN

Untuk mengkaji apakah kesepakatan ASEAN-China FTA tersebut menguntungkan Indonesia, kususnya sector pertanian.


METODOLOGI DAN SUMBER DATA

Penelitian ini menggunakan dua metode anisis :
1.   Untuk menganalisis daya saing perdagangan Indonesia-China untuk komoditas yang termasuk dalam EHP, dipakai dua Indeks Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (TSI)
2.   Untuk menganalisis efek-efek dari liberalisasi perdagangan pertanian antara kedua Negara tersebut terhadap produksi dan ekspor pertanian Indonesia, penelitian ini mengadopsi suatu pendekatan simulasi dengan dua model penghitungan keseimbangan umum , yaitu model simulasi kebijakan perdagangan pertanian (ATPSM) dan proyek Analisis Perdagangan Global (GTAP)

HASIL PENELITIAN
·         Simulasi Kebijakan Perdagangan Pertanian (ATSPSM)
Merupakan model simulasi kebijakan perdagangan yang bisa membuat suatu analisis secara terperinci mengenai isu-isu terkait dengan kebijakan perdagangan pertanian. Model ini menganalisis efek-efek dari perubahan-perubahan dari kebijakan perdagangan dan harga terhadap penawaran dan permintaan.Dalam studi tersebut, perubahan-perubahan kebijakan adalah penghapusan tarif di luar dan di dalam kuota Indonesia dan China. Hasilnya menunjukan perubahan dalam ekspor, impor dan volune produksi dalam negeri di kedua negara tersebut,dan hasilnya menunjukan lebih dari setengah dari 15 komoditas yang masuk dalam analisis, ekspor-ekspor Indonesia menurun. Hasil simulasi memberi kesan bahwa impor akan naik untuk sebagian besar dari komoditas yang di teliti.

·         Proyek Analisis Perdagangan Global (GTAP)
Di dalam model GTAP Indonesia dianggap sebagai sebuah negara kecil, sejak ekspor, impor, dan arus modlnya lintas perbatasan,tidak mempunyai efek terhadap pasar global. Sebaliknya China dianggap sebagai sebuah negar besar karena ekonominya mempunyai pengaruh-pengaruh penting
terhadap  ekonomi dunia.


KESIMPULAN
Indikasi dari penelitian ini hasilnya mungkin bukan sesuatu yang mengejutkan, bahwa secara keseluruhan pertanian Indonesia, atau lebih spesifik lagi, petani-petani di subsector-subsektor pertanian yang dipilih untuk penelitian ini tidak akan sepenuhnya mendapatkan keuntungan dari kesepakatan perdagangan regional tersebut.
Berbagai permasalahan yang hingga saat ini dihadapi sektor pertanian di dalam negeri juga sudah diketahui umum seperti lahan pertanian semakin sempit, harga input (sepert pupuk, benih dan pestisida) sering tidak stabil atau bahkan stoknya sering hilang di pasaran, harga output sering merugikan petani-petani yang membuat mereka tidak bersemangat/berkeinginan untuk meningkatkan produktivitas, keterbatasan teknologi dan penelitian, pertanian juga sulit mendapatkan modal
Tanpa ada upaya-upaya yang serius dan konkrit, tidak hanya dari pemerintah tetapi juga dari swasta/masyarakat secara umum, untuk menghilankan permasalahan-permasalahan tersebut di atas, pertanian Indonesia akan di rugikan didalam setiap perdagangan bebas, termasuk di dalam konteks China-AFTA.

Sabtu, 20 November 2010

Pengaruh Bencana Alam terhadap Inflasi


Inflasi adalah kenaikaan harga secara umum, atau inflasi dapat juga dikatakan sebagai penurunan daya beli uang. Makin tinggi kenaikan harga makin turun nilai uang. Definisi diatas memberikan makna bahwa, kenaikan harga barang tertentu atau kenaikan harga karena panen yang gagal misalnya, tidak termasuk inflasi.

Lalu, apakah kenaikan atau terjadinya inflasi ada kaitannya dengan bencana alam ?
Dalam sebulan terakhir telah terjadi serangkaian bencana alam di Tanah Air. Antara lain, banjir bandang di Wasior, Papua Barat, gempa bumi dan tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, serta erupsi Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Lalu apakah bencana alam yang terjadi belakangan ini menyebabkan inflasi ?

Rangkaian bencana alam yang terjadi dalam sebulan terakhir diprediksi bisa mendongkrak inflasi, terutama di daerah sekitar bencana karena melonjaknya permintaan. Namun, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menilai dampak secara nasional tidak besar, karena dibarengi set off daerah lain yang tidak terkena bencana.

Laju inflasi di bulan November melesat 0,6% di atas perkiraan karena banyaknya bencana alam yang mengganggu arus distribusi barang di beberapa daerah. Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo ketika ditemui di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (2/12/2010).

Akibat inflasi November mencapai 0,6%, di bulan Desember ini laju inflasi harus maksimal 0,02% agar bisa mencapai target 5% plus minus 1% di 2010 ini. "Kita masih berusaha supaya bisa mencapai 55 plus minus 1%. Kita usahakan Desember ini kita bisa capai 5% plus minus 1%," ujarnya. Caranya, ujar Agus Marto, dengan adanya koordinasi antara otoritas moneter dan fiskal.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan November 2010 mencapai 0,6%. Besaran inflasi Januari-November 2010 sebesar 5,98%, sementara inflasi year on year 6,33%.”


Pemerintah mengakui bencana alam yang terjadi baru-baru ini akan mempengaruhi laju inflasi. Hal ini disebabkan adanya tekanan suplai barang terutama kebutuhan pokok paska bencana banjir bandang di Wasior, Tsunami Mentawai, dan meletusnya Gunung Merapi, serta kenaikan permintaan bahan pokok di daerah-daerah tersebut.

Pembangunan Transportasi Pedesaan Sebagai Program Kebijakan Pengentasan Kemiskinan

Dampak dari krisis telah memaksa pemerintah untuk mengkaji kebijakan-kebijakan pembangunan yang ada. Krisis telah memberi pelajaran modal bagi pemerintah bahwa jarring pengamanan social dari ekonomi Indonesia adalah kemampuan untuk memperkuat pembangunan pedesaan.

Daerah pedesaan telah terbukti bertahan hidup terhadap krisis ekonomi dan hal ini akan berlanjut di masa pemangunnan Indonesia yang akan datang.  Infrastruktur pedesaan telah menjadi salah satu prioritas untuk memperkuat perekonomian Indonesia. Tujuan utama adalah untuk member peluang bagi kemampuan daerah dan pedesaan sebagai tulang punggung ekonomi regional dan nasional.

Hasil PARUL dan PEL program dari BAPENAS mennunjukkan bahwa hubungan antara ekonomi pedesaan dan ekonomi perkotaan harus didukung oleh system transportasi yang cukup memadai. Dalam proses desentralisasi yang sedang berjalan ini, peran serta transportasi pedesaan dalam pembangunan social dan ekonomi di pedesaan semakin meningkat. Investasi di bidang transportasi pedesaan juga dilihat sebagai cara untuk menekan urbanisasi dan menghindari investasi di transfortasi perkotaan yang tidak diperlukan.


Transportasi merupakan elemen penting dan strategi untuk mendukung misi pemerintah dalam membangun daerah pedesaan. Pembangunan pedesaan juga sudah merupakan kebijakan dan strategi untuk mengentaskan kemiskinan. Pembangunan transportasi pedesaan harus terus didukung untuk meningkatkan kemanpuan daerah. 


Untuk meningkatkan kehidupan yang berkesinambungan. Masyarakat termasuk sector swasta dan lembaga pendidikan harus didorong untuk berperan aktif dalam pengembangan program transportasi pedesaan. Pengembangan transportasi pedesaan juga harus menyertaakkan pemeliharaan dan evaluasi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari rencana implementasi  untuk mennjamin rencana kesinambungan.

Rabu, 17 November 2010

ANALISIS JURNAL

TEMA
Pengaruh Suku Bunga dan likuiditas
JUDUL
Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index
PENGARANG
Makaryana
FE Universitas Negeri malang

Misbachul Ulum
Alumni Universitas Negeri Malang

TAHUN
Maret 2009

LATAR BELAKANG
Kebanyakan masyarakat kita menyebutkan bahwa investasi sebagai sesuatu yang mahal dan penuh risiko. Padahal beberapa jenis investasi mudah dilaksanakan bagi sebagian masyarakat kita. Jenis investasi yang sudah berkembang dan sudah banyak dilakukan di hampir seluruh Negara di dunia ini adalah pasar modal. Salah satu instrument investasi pada pasar modal adalah saham.
Perdagangan saham saat ini telaha mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini karena adanya kemajuan teknologi dan informsi yang telah membantu di pasar modal. Setiap investor dapat melakukan investasi dengan mudah dan dengan tanpa harus datang ke tempat investasi. Jadi perputaran modal dalam suatu Negara tidak hanya berasal dari investor dalam negeri tetapi juga  berasal dari investor asing.

MASALAH
Jika suatu kejadian direspon positif oleh para pelaku pasar maka hal ini akan membawa dampak yang baik pula dalam transaksi di pasar modal. Namun. Lain halnya jika suatu kejadian di respon negative, maka hal ini juga akan berimbas kurang baik dalam pasar modal.
Krisis ekonomi di Inndonesia tahun 1997 menyebabkan banyak investor mengalami kerugian besar. Hal ini tercermin dari  harga-harga saham yang menurun tajam. Hal ttersebut mengindikasikan bahwa instrument dalam pasar modal mengandung unsur ketidakpastian dan ttermasuk di dalamnya adalah saham.
TUJUAN
Agar investor memahami secara pasti bahwa dalam berinvestasi ada potensi mendapat keuntungan dan juga potensi menderita kerugian. Hal yang harus dilakukan oleh seorang investor adalah memaksimalkan tingat return yang diperoleh dan meminimalkan potensi risiko yang akan terjadi.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian eksplanasi (eksplanasi research). Penelitian ini berusaha untuk mengetahui hubungan antara dua variabel bebas, yaitu tingkat suku bunga (X) dan tingkat likuiditas perusahaan (X) terhadap risiko investasi (Y) yang merupakan variable terikat.
BAGAN.jpg
Populasi dalam penelitian ini adalah semua saham perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) mulai tahun 2004 hingga Desember 2007, yaitu 54 perusahaan. Dan penentuan sampel mmenggunakan purposive sampling.
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, dengan sumber data sekunder. Mengacu pada jenis data yang hendak dikumpulkan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data adalah teknik dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan analisis uji normalitas dan asumsi klasik terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini maka dapat diketahui bahwa data yang digunakan dalam analisis memiliki distribbusi yang normal dan memenuhi persyaratan uji asumsi klasik.
Secara teotitis hubungan antara tingkat suku bunga dengan pasar modal adalah negative atau berbanding terbalik. Apabila tingkat suku bunga naik, akan mengakibatkan pasar modal mengalami penurunan dan dan sebaliknya apabila tingkat suku bunga turun, akan mengakibatkan pasar modal mengalami kenaikan.
Kemudian jika di hubungkan dengan konsep investasi yang menyebutkan “High Return High Risk, Low Return Low Risk”. Maka ketika tingkat suku bunga tinggi akan mengakibatkan harga saham turun dan jika harga saham turun maka akan mengakibatkan risiko investasi juga rendah.
Tidak terdapatnya pengaruh yang signifikan antara variable tingkat likuiditas perusahaan terhadap risiko investasi mengidentifikasikan bahwa likuiditas pada sampel perusahaan yang aktif dalam JII selama periode pengamatan tidak dapat diperhitungkan terhadap pembentukan risiko investasi atas saham.

KESIMPULAN
Tingkat suku bunga yang ditunjukka oleh tingkat suku bunga SBI sebagai tingkat kenaikan bunga bebas risiko terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap risiko investasi.
Tingkat likuiditas perusahaanyang ditunjukkan oleh rasio lancer tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi.

SARAN
Untuk para investor yang hendak menanamkaan modalnya di pasar modal sebaiknya memperhatikan tingkat suku bunga SBI yang dikeluarkan oleh BI sebab dalam penelitian ini terbukti bahwa tingkat suku bunga berpengaruh terhadap risiko investasi.
Double Brace: JURNAL INI DI ANALISIS OLEH 
YESSY RATNA HAPSARI
24209496



Selasa, 16 November 2010

overview ...



   Financial Markets and Intermediaries
        
Pasar Keuangan adalah pasar dalam perekonomian yang membantu untuk mencocokkan menyelamatkan seseorang dengan investasi orang lain. Dimana orang yang membutuhkan kredit (uang) bertemu dengan orang dapat memberikan kredit (uang).Sistem keuangan terdiri dari lembaga-lembaga yang membantu untuk mencocokkan antara seseorang yang ingin menyimpan uangnya dengan seseorang yang ingin menginvestasikan uangnya. Didalam system keuangan juga terdiri dari lembaga keuangan yang mengkoordinasikan antara penabung dan peminjam  lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam dua kategori yang berbeda yaitu pasar keuangan( pasar modal) dan perantara keuangan seperti bank.
·         Perantara keuangan  è   Bank
            Bank menerima simpanan dari orang-orang yang ingin menyimpan dan menggunakan pinjaman kepada orang lain yang ingin meminjam. Bank juga membayarkan bunga deposito nasabah dan memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada peminjam dari pada penabung.
·         Perantara Keuangan è   Mutual Funds
            Mutual fund adalah sebuah lembaga yang menjual saham kepada masyarakat dan menggunakan hasilnya untuk membeli portofolio, seperti berbagai saham, obligasi atau keduanya.
·         Pasar Obligasi
 Obligasi merupakan sertifikat hutang yang menentukan kewajiban peminjam bagi pemegang obligasi.
 Karakteristik hubungan :
            - Jangka: lamanya waktu hingga jatuh tempo.
            - Risiko Kredit: probabilitas bahwa peminjam akan gagal untuk membayar sebagian dari                bunga atau prinsip.

·         Pasar Saham
 saham merupakan kepemilikan dalam perusahaan, sehingga pemilik telah mengklaim keuntungan yang membuat perusahaan.
 penjualan saham menyimpulkan "pembiayaan ekuitas" tapi menawarkan risiko baik yang lebih tinggi dan potensi laba yang lebih tinggi.
 Pasar di mana saham diperdagangkan:
- Bursa Efek Jakarta
- New York Stock Exchange


    Saving and Investment

Saving and Investment merupakan tabungan dan investasi dalam akun pendapatan nasional. Sesuai dengan rumus Pendapatan Nasional (GDP) yaitu  Y= G + I + C (X-M) maka rumus National Saving (S) adalah Y - C - G =  S atau S = (Y - T - C) + (T - G). T = Taxes (Pajak). 
Bagi perekonomian secara keseluruhan, Tabungan harus sama dengan Investasi
( S = I ).

Saving dibagi menjadi dua yaitu,
·         Private Saving : Jumlah pendapatan yang didapatkan setelah membayarkan bajak dan konsumsi. Private Saving = (Y-T-C)
·         Public Saving : Jumlah penerimaan pajak setelah pemerintah membayar pengeluaran perusahaan. Publik Saving = (T-G)



   Market for Loanable Funds

          Dana pinjaman mengacu pada semua pendapatan orang yang telah memilih untuk menyimpan atau meminjamkan dari pada digunakan untuk konsumsi. Penyediaan dana pinjaman berasal dari orang-orang yang memilki pendapatan tambahan yang mereka ingin simpan ataupun dipinjamkan. Sedangkan permintaan dana pinjaman berasal dari rumah tangga dan perusahaan yang ingin meminjam untuk melakukan investasi.Tingkat bunga yang diberikan ditentukan oleh penawaran dan permintaan dana pinjaman. Tingkat bunga yang di pasar untuk dana pinjaman adalah tingkat bunga riil. Keseimbangan antara penawaran dan permintaan dana pinjaman untuk menentukan tingkat bunga riil. Pasokan dan permintaan dana pinjaman bergantung pada tingkat bunga riil. Gerakan untuk keseimbangan adalah proses penentuan tingkat bunga riil dalam perekonomian. Menyimpan merupakan penyediaan dana pinjaman, sedangkan investasi merupakan permintaan .




Government Policies that Effect The Economy’s Saving and Investment

Kebijakan yang mempengaruhi pasar dana pinjaman         :

·         Pajak dan Tabungan
            Pajak atas pendapatan bunga secara substansial mengurangi hasil tabungan saat ini dan masa depan, sebagai akibatnya  dapat mengurangi insentif untuk menghemat. Jika dalam hukum pajak terjadi perubahan maka akan mendorong tabungan yang lebih besar, tingkat suku bunga rendah dan tingkat investasi akan lebih besar.

·         Pajak dan Investasi
          Sebuah investasi kredit pajak akan meningkatkan insentif untuk meminjam. Jika perubahan Undang-Undang perpajakan mendorong investasi yang lebih besar, maka hasilnya akan lebih tinggi dan tingkat suku bunga tabungan akan lebih besar.

Minggu, 07 November 2010

Preferensi (Selera Konsumen)


Dalam ekonomi, kita telah belajar bahwa harga adalah faktor utama pada kuantitas yang diminta. Banyak keputusan dan hasil sering kali tergantung hanya pada harga barang dan jasa. Namun, bagian-bagian waktu memungkinkan faktor lain selain harga untuk mempengaruhi permintaan secara signifikan. 
Faktor-faktor ini disebut faktor-faktor penentu permintaan dan mereka termasuk selera konsumen dan preferensi, ukuran pasar , pendapatan, harga barang-barang yang berhubungan, dan harapan konsumen.

Perubahan salah satu dari tesis penentu dapat menyebabkan perubahan dalam keseluruhan permintaan suatu barang atau jasa. Perubahan selera konsumen dan preferensi dapat memiliki dampak yang besar pada permintaan produk. 
Preferensi konsumen (selera) untuk suatu produk berubah, kuantitas permintaan produk oleh konsumen juga berubah. Apabila produk menjadi kurang terkenal, permintaan untuk produk berkurang. Akibatnya surplus mungkin memaksa perusahaan menurunkan harganya untuk menjual apa yang telah mereka hasilkan. 

Dengan menyediakan layanan yang sesuai dengan preferensi konsumen, kepuasan konsumen akan meningkat. Menurut banyak penelitian yang dilakukan, kepuasan konsumen berpengaruh positif dengan loyalitas konsumen yang pada akhirnya akan berdampak pada terjadinya word of mouth advertising.

Jumat, 05 November 2010

Analisis Empat Sektor Perekonomian Dalam Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow)

 flow diagram.jpg

Dalam siklus aliran pendapatan suatu perekonomian dibagi menjadi empat bidang atau sektor utama sebagai pelaku ekonomi di mana setiap sektor memiliki hubungan interaksi masing-masing dalam menciptakan pendapatan dan pengeluaran.

1.           Sektor Rumah Tangga

Terdiri dari individu-individu yang bersifat homogen.

a. Hubungan dengan Perusahaan
- rumahtangga melakukan pembelian barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan untuk konsumsi.
- rumah tangga mendapatkan pendapatan berupa gaji, upah, sewa, dividen, bunga, dll dari perusahaan.

b. Hubungan dengan Pemerintah
- rumah tangga menyetorkan sejumah uang sebagai pajak.
- rumah tangga menerima penerimaan berupa gaji, bunga, penghasilan non balas jasa, dll.

c. Hubungan dengan Dunia Internasional
- rumah tangga mengimpor barang dan jasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup.

2. Sektor Perusahaan

Gabungan unit kegiatan yang menghasilkan produk barang dan jasa.
a. Hubungan dengan RumahTangga
- perusahaan menghasilkan produk-produk barupa barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat.
- perusahaan memberikan penghasilah dan keuntungan kepada rumah tangga barupa gaji, deviden, sewa, upah, bunga, dsb.
b. Hubungan dengan Pemerintah
- perusahaan membayar pajak kepada pemerintah.
- perusahaan menjual produk dan jasa kepada pemerintah.
c. Hubungan dengan Dunia Internasional
- perusahaan melakukan impor atas produk barang maupun jasa dari luar negri.

3. Sektor Pemerintah

Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat dan bisnis.
a. Hubungan dengan RumahTangga
- pemerintah menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan operasional, pembangunan, dan lain-lain.
- pemerintah
b. Hubungan dengan Perusahaan
- pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari pengusaha.
- pemerintah membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja yang ada.

4. Sektor Dunia Internasional / Luar Negeri

Hubungan ekspor dan impor produk barang dan jasa dengan luar negeri.
a. Hubungan dengan RumahTangga
- dunia internasional menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga.
b. Hubungan dengan Perusahaan
- dunia internasional mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis perusahaan.

Kamis, 04 November 2010

MEMBANGKITKAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI GERAKAN KOPERASI: PERAN PERGURUAN TINGGI



KOSUDGAMA Membangkitkan Ekonomi Kerakyatan
Koperasi Serba Usaha Dosen Gadjah Mada (Kosudgama) berdiri sebagai badan hukum tanggal 31 Maret 1982 dan berkantor di satu rumah dinas milik UGM di Bulaksumur A-14, yang sampai sekarang tetap menjadi kantor pusatnya, meskipun sudah berubah wajah menjadi pusat bisnis dengan toko swalayan, apotik, dan warung telepon untuk umum. Salah satu kemajuan Kosudgama yang patut disebut adalah bahwa keanggotaannya kini menarik orang-orang di luar UGM sendiri, yaitu pegawai UGM bukan dosen, dan dosen-dosen di luar UGM seperti UPN Veteran, UII, dan sebagainya.
 
Melonjaknya jumlah anggota luar biasa dari hanya 13% tahun 1998 menjadi 68% tahun 2001, atau naik 2200%, memang manakjubkan dan tentu bisa ditanyakan apa faktor penyebabnya. Sebabnya bukan karena mereka semata-mata tertarik SHU atau dividen yang baik karena SHU atau dividen mereka itulah yang justru berhasil mengembangkannya.
Faktor utama mengapa  anggota berduyun-duyun masuk adalah karena mereka dengan menjadi anggota merasa kepentingannya terlayani dengan baik, lebih baik dibanding koperasi atau organisasi ekonomi lain selain Kosudgama. Kosudgama adalah organisasi ekonomi yang tepat sekali menggambarkan organisasi kerjasama (gotongroyong) untuk mengangkat derajat dan martabat anggota, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraannya melalui kerjasama yang tidak mengejar laba seperti halnya Perseroan Terbatas.
Hal lain yang menarik dari Kosudgama adalah kemajuan pesat usaha-usahanya yang terjadi justru setelah krismon 1997, ketika banyak perusahaan khususnya bank-bank swasta berguguran yang mengakibatkan PHK bagi banyak sarjana-sarjana pegawai bank. Kosudgama sebaliknya selama 1998-2001 mencatat peningkatan nilai pinjaman kepada anggota sebagai berikut:
 
Pelonjakan nilai pinjaman kepada anggota termasuk anggota luar biasa yang meningkat 7 kali (705%) selama 4 tahun adalah luar biasa, dan perkembangan ini ditambah usaha-usaha lain menghasilkan SHU yang juga melonjak dari hanya Rp 131 juta tahun 1998 menjadi Rp 3,04 milyar tahun 2001. Nilai aset total Kosudgama dengan demikian mengalami peningkatan dari Rp 1,97 milyar tahun 1998 menjadi Rp 22,03 milyar tahun 2001.
Pelajaran apa yang dapat ditarik dari pengalaman keberhasilan Kosudgama? Pertama, kesungguhan kerja pengurus dan staf serta kesetiaan mereka pada prinsip-prinsip berkoperasi, yaitu bekerjasama dengan ikhlas dan jujur demi kepentingan anggota. Prinsip kerja koperasi untuk melayani dan sekaligus memperjuangkan kepentingan ekonomi anggota adalah penting sekali, dan keberhasilannya merupakan ukuran utama misi organisasi. Kedua, Kosudgama adalah koperasi perkumpulan orang, bukan organisasi yang dibentuk terutama untuk menghimpun modal.  Ketika Kosudgama berdiri tahun 1982 tujuan utama koperasi yang diperjuangkan pengurus adalah mengadakan rumah bagi dosen-dosen muda yang sangat membutuhkan, dan membeli buku-buku ajar (textbook) yang relatif mahal dari luar negeri. Jadi tidak seperti sebuah PT (Perseroan Terbatas) yang mengumpulkan modal saham dari anggota kemudian mencari usaha-usaha yang menguntungkan, koperasi mengenali kebutuhan urgen anggota yang kemudian dibantu untuk memenuhinya.
Prinsip kedua ini terus dipertahankan Kosudgama yaitu dengan tidak membuka usaha-usaha baru hanya karena usaha-usaha itu mendatangkan untung (misalnya berdagang VALAS yang bisa untung besar tetapi bisa pula buntung), tetapi setiap usaha yang dibuka harus merupakan kebutuhan anggota misalnya membangun rumah bagi anggota, membeli mobil atau sepeda motor secara kredit, membuka apotik bagi anggota dan umum, dan yang paling akhir membangun toko swalayan untuk anggota dan umum.
Demikian kiranya jelas bahwa Perguruan-perguruan Tinggi lain dapat dengan mudah “meniru” Kosudgama mendirikan koperasi di kampus masing-masing untuk membangkitkan (sistem) ekonomi kerakyatan. Syarat untuk berhasil tidak sulit dipenuhi jika koperasi benar-benar didasarkan pada kebutuhan yang mendesak dari masyarakat kampus, apakah ia dosen, mahasiswa, atau karyawan. Modal yang dibutuhkan untuk membiayai usaha memang tidak boleh sepenuhnya digantungkan atau berasal dari pihak luar koperasi, tetapi harus berasal dari anggota sendiri, meskipun bisa diangsur sedikit demi sedikit sesuai kemampuan anggota.

III 
Koperasi Wadah Ekonomi Rakyat
Kiranya jelas dari uraian pengalaman KOSUDGAMA yang digambarkan di atas, bahwa yang dimaksud ekonomi rakyat yang dapat diperkuat dalam wadah koperasi adalah kegiatan produksi dan konsumsi yang apabila dikerjakan sendiri-sendiri tidak akan berhasil, tetapi melalui organisasi koperasi yang menerima tugas dari anggota untuk memperjuangkannya ternyata dapat berhasil. Ekonomi Rakyat adalah usaha ekonomi yang tegas-tegas tidak mengejar keuntungan tunai, tetapi dilaksanakan untuk (sekedar) memperoleh pendapatan bagi pemenuhan kebutuhan keluarga secara langsung untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, dan kebutuhan-kebutuhan keluarga lain dalam arti luas, yang semuanya mendesak dipenuhi dalam rangka pelaksanaan pekerjaan pokok anggota.
Ekonomi Rakyat dalam arti yang lebih luas mencakup kehidupan petani, nelayan, tukang becak dan pedagang kaki lima, yang kepentingan-kepentingan ekonominya selalu dapat lebih mudah dibantu/diperjuangkan melalui koperasi. Kepentingan-kepentingan ekonomi rakyat seperti inilah yang tidak dilihat oleh pakar-pakar ekonomi yang memperoleh pendidikan ekonomi melalui buku-buku teks dari Amerika dan yang tidak berusaha menerapkan ilmunya pada kondisi nyata di Indonesia. Teori-teori ekonomi mikro maupun makro dipelajari secara deduktif tanpa upaya  menggali data-data empirik untuk mencocokkannya. Karena contoh-contoh hampir semuanya berasal dari Amerika dengan ukuran-ukuran relatif besar, maka mereka dengan mudah menyatakan ekonomi rakyat tidak ada dan tidak ditemukan di buku-buku teks Amerika. Misalnya Menteri Pertanian yang memperoleh gelar Doktor Ekonomi Pertanian dari Amerika Serikat dengan yakin menyatakan bahwa “Farming is business”, meskipun tanpa disadari yang dimaksud adalah”Farming (in America) is business”, sedangkan di Indonesia harus dicatat tidak semuaya dapat dikategorikan sebagai bisnis tetapi “way of life”, kegiatan hidup sehari-hari yang sama sekali bukan kegiatan bisnis yang mengejar untung.
Jika banyak orang Indonesia termasuk ilmuwan berpendapat bahwa ekonomi rakyat Indonesia “tidak ada”, atau tidak mempunyai sejarah, maka dasar pendapatnya jelas karena mereka (orang awam maupun ilmuwan) tidak membaca buku-buku sejarah ekonomi Indonesia. Maka kita patut berterimakasih pada Anne Booth penulis buku The Indonesian Economy in the Nineteenth and Twentieth Century: A History of Missed Opportunity (Macmillan & St. Martin’s, 1998) dan Howard Dick dkk., The Emergence of A National Economy (Allen & Unwin & U-Hawaii, 2002). Kedua buku ditulis dalam rangka lebih memahami ekonomi Indonesia modern sejak Indonesia Merdeka 1945. Karena tidak ada buku-buku sejarah ekonomi Indonesia, pakar-pakar ilmu sosial Indonesia termasuk pakar ekonomi tidak mempunyai referensi dalam menerangkan fenomena-fenomena ekonomi dan sosial masa kini dan dengan demikian juga tidak dapat memperkirakan akar-akar sejarah permasalahan sosial ekonomi dewasa ini. Dalam kondisi demikian banyak diantara mereka menggunakan referensi sejarah ekonomi negara-negara lain yang dianggap relevan, padahal barangkali mereka sadar referensi tersebut banyak yang tidak relevan.