ANALISIS JURNAL
Tema
Dampak Perdagangan Bebas Terhadap Pertanian Domestik
Judul
DAMPAK DARI LIBERALISASI PERDAGANGAN PERTANIAN INDONESIA-CHINA TERHADAP PRODUKSI DAN EKSPORPERTANIAN DI INDONESIA : SUATU PENELITIAN DENGAN PENDEKATAN STIMULASI
Pengarang
Tulus Tambunan
Fakultas Ekonomi
University of Trisakti
Tahun
2010, Januari
LATAR BELAKANG
Kesepakatan liberalisasi perdagangan untuk komoditas-komoditas pertanian antara China dan Indonesia atau ASEAN yang di kenal dengan sebutan Area Perdagangan Bebas (FTA) ASEAN-China pasti akan membawa sebuah dampak signifikan tidak hanya pada pertanian tetapi juga terhadap kemiskinan di Indonesia. Dampak tersebut bisa positif tetapi bisa juga negative, tergantung pada kondisi atau kesiapan sector pertanian menghadapi perubahan pasar akibat kebijakan liberalisasi tersebut.
Namun, karena sebagian besar penduduk miskin di Indonesia tinggal di pedesaan dan sebagian besar dari mereka bekerja langsung maupun tidak langsung di sector tersebut, maka jelas apabila kesepakatan ASEAN-China tersebut merugikan Indonesia dalam arti produk-produk pertanian Indonesia kalah bersaing dengan produk-produk serupa dari China atau Negara ASEAN lainnya, dampaknya terhadap peningkatan kemiskinan akan besar.
MASALAH
· Apa dampak dari kesepakatan China dengan Indonesia di dalam kesepakatan China-AFTA tersebut terhadap produksi dan ekspor pertanian Indonesia.
· Bagaimana daya saing pertanian Indonesia terhadap pertanian China
TUJUAN
Untuk mengkaji apakah kesepakatan ASEAN-China FTA tersebut menguntungkan Indonesia, kususnya sector pertanian.
METODOLOGI DAN SUMBER DATA
Penelitian ini menggunakan dua metode anisis :
1. Untuk menganalisis daya saing perdagangan Indonesia-China untuk komoditas yang termasuk dalam EHP, dipakai dua Indeks Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (TSI)
2. Untuk menganalisis efek-efek dari liberalisasi perdagangan pertanian antara kedua Negara tersebut terhadap produksi dan ekspor pertanian Indonesia, penelitian ini mengadopsi suatu pendekatan simulasi dengan dua model penghitungan keseimbangan umum , yaitu model simulasi kebijakan perdagangan pertanian (ATPSM) dan proyek Analisis Perdagangan Global (GTAP)
HASIL PENELITIAN
· Simulasi Kebijakan Perdagangan Pertanian (ATSPSM)
Merupakan model simulasi kebijakan perdagangan yang bisa membuat suatu analisis secara terperinci mengenai isu-isu terkait dengan kebijakan perdagangan pertanian. Model ini menganalisis efek-efek dari perubahan-perubahan dari kebijakan perdagangan dan harga terhadap penawaran dan permintaan.Dalam studi tersebut, perubahan-perubahan kebijakan adalah penghapusan tarif di luar dan di dalam kuota Indonesia dan China. Hasilnya menunjukan perubahan dalam ekspor, impor dan volune produksi dalam negeri di kedua negara tersebut,dan hasilnya menunjukan lebih dari setengah dari 15 komoditas yang masuk dalam analisis, ekspor-ekspor Indonesia menurun. Hasil simulasi memberi kesan bahwa impor akan naik untuk sebagian besar dari komoditas yang di teliti.
· Proyek Analisis Perdagangan Global (GTAP)
Di dalam model GTAP Indonesia dianggap sebagai sebuah negara kecil, sejak ekspor, impor, dan arus modlnya lintas perbatasan,tidak mempunyai efek terhadap pasar global. Sebaliknya China dianggap sebagai sebuah negar besar karena ekonominya mempunyai pengaruh-pengaruh penting
terhadap ekonomi dunia.
KESIMPULAN
Indikasi dari penelitian ini hasilnya mungkin bukan sesuatu yang mengejutkan, bahwa secara keseluruhan pertanian Indonesia, atau lebih spesifik lagi, petani-petani di subsector-subsektor pertanian yang dipilih untuk penelitian ini tidak akan sepenuhnya mendapatkan keuntungan dari kesepakatan perdagangan regional tersebut.
Berbagai permasalahan yang hingga saat ini dihadapi sektor pertanian di dalam negeri juga sudah diketahui umum seperti lahan pertanian semakin sempit, harga input (sepert pupuk, benih dan pestisida) sering tidak stabil atau bahkan stoknya sering hilang di pasaran, harga output sering merugikan petani-petani yang membuat mereka tidak bersemangat/berkeinginan untuk meningkatkan produktivitas, keterbatasan teknologi dan penelitian, pertanian juga sulit mendapatkan modal
Tanpa ada upaya-upaya yang serius dan konkrit, tidak hanya dari pemerintah tetapi juga dari swasta/masyarakat secara umum, untuk menghilankan permasalahan-permasalahan tersebut di atas, pertanian Indonesia akan di rugikan didalam setiap perdagangan bebas, termasuk di dalam konteks China-AFTA.