Laman

Senin, 21 Februari 2011

ANALISIS JURNAL



Oleh
Yessy Ratna Hapsari
Tema
Pengaruh Manajerial Terhadap Hutang
Judul
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG, RISIKO, PELUANG PERTUMBUHAN DAN KEMAMPULABAAN PERUSAHAAN TERBUKA PADA INDUSTRI MANFAKTUR DI INDONESIA
Pengarang
Nurhayati
Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Tahun
2008


LATAR BELAKANG
Adanya kepemilikan manajerial merupakan insentif bagi manajer untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan manajer akan menggunakan hutang secara optimal sehingga akan meminimumkan biaya keagenan (agency cost). Di sisi lain manajer dapat melakukan investasi baru dan atau ekspansi dengan menggunakan hutang. Investasi baru dan atau ekspansi dengan tujuan diserfikasi, walaupun berisiko tinggi  tetap menarik untuk dilakukan.

MASALAH
Apabila pendanaan diperoleh melalui hutang , berarti resiko rasio hutang terhadap equity akan meningkat, sehingga akan meningkatkan risiko.

TUJUAN
1.      Menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang, risiko, peluang, kemampulabaan perusahaan terbuka pada industri manufaktur di Indonesia.
2.      Menganalisis pengaruh risiko terhadap kebijakan hutang dan kemampulabaan perusahaan terbuka pada industri manufaktur di Indonesia­­­.
3.      Menganalisis pengaruh kebijakan hutang terhadap kemampulabaan perusahaan terbuka pada industri manufaktur di Indonesia­­­.

METODELOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Diperoleh sampel akhir sebanyak 114 perusahaan. Dimana  jumlah perusahaan terbuka industri manufaktur yang listed sampai dengan tahun 1997 sebanyak 132 dan perusahaan dengan data laporan keuangan tidak lengkap sebanyak 18  perusahaan.
Teknik Analisis Data
            Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab pengujian hipotesis penelitian adalah dengan menggunakan Structural Equation Modeling atau SEM, dengan bantuan paket program AMOS 4,0 dan SPSS 11,0.

HASIL PENELITIAN
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang , Risiko, dan Peluang Pertumbuhan
·         Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh tidak langsung negative antara kepemilikan manajerial (OWNMGR) terhadap indicator dari variable laten kebijakan hubungan (KBUT). Temuan ini menunjukan pengaruh langsung kepemilikan manajerial (OWNGR) terhadap kebijakan hutang (KBUT) signifikan dan relative kuat.
·         Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh langsung positif kepemilikan manajerial (OWNMGR) terhadap variable risiko. Temuan ini menunjukan bahwa pengaruh langsung kepemilikan manajerial (OWNMGR) terhadap risiko signifikan.
·         Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh tidak langsung negative kepemilikan manajerial terhadap indicator dari variable peluang pertumbuhan. Temun ini menunjukan adanya pengaruh langsung antara kepemilikan manajerial terhadap peluang pertumbuhan signifikan.

Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Kemampulabaan
Hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya pengaruh langsung positif antara variable laten kebijakan hutang (KBUT) dengan kemampulabaan dengan kemampulabaan. Hasil temuan tersebut berarti bahwa variable laten kebijakan hutang (KBUT) berhubungan negative dengan variable kemampulabaan (KMLAB)

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan dapat disusun beberapa kesimpulan penelitian-penelitian sebagai berikut:
·         Hasil temuan ini menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial (OWNMGR) dengan faktor kebijakan hutang (KBUT).
·         Hasil temuan ini  menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial (OWNMGR) dengan variable resiko (RISK).
·         Hasil temuan ini menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara variable resiko (RISK) dengan faktor kebijakan hutang (KBUT).
·         Hasil temuan ini menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kebijakan hutang (KBUT) degan factor variable kemampulabaan.
Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, dikemukakanlah saran-saran sebagai berikut:
·         Perusahaan industry manufaktur harus berhati-hati dalam kebijakan hutangnya dimana sebaiknya mereka tetap harus mempertimbangkan hutang-hutang yang berisiko tinggi. Sehingga perusahaan harus menetapkan tingkat hutang yang optimum (optimum level of debt) sebagai konsekwensi dalam menghadapi risiko kebangkrutan dan financial distress.
·         Penelitian yang akan dating sebaiknya menggunakan ukuran variable yang berbeda atau denagn mengkombinasi beberapa ukuran untuk mengetahui konsistensi data

Tidak ada komentar:

Posting Komentar